 |
| Ilustrasi :Siaksatu.com |
Jawa Tengah berdasarkan laporan Komisi Nasional Perlindungan Anak, sebagai provinsi dengan kategori darurat kekerasan terhadap anak. Baik yang terjadi di lingkungan keluarga maupun di lingkungan sekolah.
Untuk itu, Dinas Pendidikan (Disdik), memandang perlu untuk mengaktifkan pembinaan siswa melalui guru-guru bimbingan dan konseling atau guru BK.
“Karena anak didik kita ini dalam fase tumbuh dan berkembang. Sehingga perlu adanya arahan, dan guru BK melalui bimbingan kelompok, bimbingan individual, dan konseling ini akan memberikan bantuan kepada para siswa, untuk meminimalkan masalah-masalah anak, atau kenakalan remaja,” demikian ungkap Kepala Disdik, Drs. Sarpan, SH. MM kepada radio PAS Pati, usai menghadiri Hari Guru Nasional, di Alun-alun Pati, Rabu pagi (25/11).
Menyoal mudahnya anak-anak mengakses internet melalui telpon seluler, kata Sarpan, sepanjang untuk keperluan positif tidak masalah. Apalagi pada era sekarang ini, mau tidak mau dalam pembelajaran harus mengikuti perkembangan Informatika Teknologi.
“Hal-hal negatif, saya kira anak sudah bisa memilih dan memilah. Ini konsumsi untuk usia saya atau besok, saya kira dengan pengarahan dari para guru untuk meminimalkan hal tersebut. Memang terkadang karena pengaruh pergaulan,” katanya.
Kepala Disdik Pati, Drs. Sarpan, SH. MM menegaskan, melalui peran guru BK dengan pendekatan untuk dapat memilih dan memilah informasi yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan. Sementara, peserta didik yang terlibat tindak asusila, Disdik tetap mengarahkan untuk tetap sekolah dengan memindahkan ke sekolah lain, untuk menetralisir psikologinya.(•)
Sumber : http://www.pasfmpati.com/radio/index.php/2431-intensifkan-pembinaan,-antisipasi-kejahatan-seksual-dilingkungan-sekolah
