Pembangunan Hanya Dongeng Untuk Masyarakat Atas Nama Kesejahteraan - KMPP Yogyakarta

Kamis, April 21, 2016

Pembangunan Hanya Dongeng Untuk Masyarakat Atas Nama Kesejahteraan


 Dewasa ini sering kita mendengar dengan slogan pembangunan. Iya, pembanguan terus menerus digalakkan untuk meningkatkan taraf kehidupan yang lebih baik. Baik dari sudut kehidupan yang dibangun seperti ekonomi, politik maupun sosial-budaya. Karena pembangunan merupakan sesuatu yang dianggap kewajiban, maka umat manusia harus memenuhinya agar dapat melangsungkan hidup yang semakin kompleks.
            Banyak gedung dibangun dengan tembok yang menjulang tinggi. Gedung bertingkat puluhan lantai bahkan hampir ratusan lantai untuk kegiatan manusia dengan keanekaragaman yang unik untuk mencukupi kebutuhan manusia. Sementara di sisi yang lain, pembangunan infrastruktur mulai gencar dilakukan oleh pemerintahan yang sedang berkuasa saat ini.
            Infrastuktur yang dibangun hanyalah mayoritas akses jalan yang berada di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan di lain tempat. Pembangunan proyek jalan tol, pembangunan rel kereta api cepat, pembangunan waduk yang berada di ibukota. Seiring dengan kondisi tersebut memang baik untuk menyerap tenaga kerja yang membutuhkan banyak tenaga untuk menggarapnya. Meski demikian, tidak bisa kita pungkiri bahwa pembangunan malah semakin memperjelas adanya kesenjangan sosial.
            Di balik pembangunan ada saja yang dikorbankan. Semula  rumah-rumah tertancap di muka bumi luluh lantak menjadi rata, tempat pedagang diberangus, tempat bermain anak tidak berbekas, dan lain sebagainya. Dengan alasan, bahwa tidak ada bukti surat tanah yang mereka jadikan rumah, tanah yang ditinggali adalah ilegal, milik pemerintah. Dan ketika ada yang menolak untuk rela serta pasrah tidak melawan, sebagaimana mahluk Laron keluar berhamburan saat musim hujan tiba. Alasan tersebut memang bisa diterima dengan menyisakan luka, namun ketika ada suatu penertiban dengan mengatasnamakan pembangunan, itulah hal yang perlu kita pertanyakan.
            Pembangunan seperti itu mencuatkan kecurigaan, adakah suatu pembangunan untuk menjadikan manusia yang lebih baik?, akan tetapi para aparat sebagai eksekutor yang diberi titah oleh pejabat pemerintah mentertibkan dengan cara paksa. Atau kah jangan-jangan ada kongkalikong antara kapitalis dengan penguasa untuk memuluskan keinginan pemilik modal?. Terdapat kisah nyata dari Kota Garut, seorang rakyat biasa dengan setiap hari pergi ke ladang untuk menggarap lahannya, suatu ketika mereka panen jagung lalu ditengah perjalanan melintasi sungai yang tidak ada jembatannya, jagung yang mereka bawa hanyut bersama dengan banjir di sungai. Lalu mengapa mereka tidak mau memfasilitasi pembuatan jembatan untuk para petani?. Bukankah bangsa ini konon katanya negara agraris dengan mayoritas penduduknya menjadi petani?.
            Gus Mus dalam penggalan puisinya “Kau ini bagaimana kau suruh menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah, kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan sawah”.  Kondisi sawah yang terletak di daerah perkotaan yang berdampingan dekat dengan jalan umum sangat lah riskan. Betapa tidak, lahan tersebut sering dilirik oleh mereka, pemilik modal, untuk membeli sawah tersebut. Kemudian disulap menjadi tempat yang mereka inginkan. Dijadikan area perkantoran, tempat belanja maupun tempat hiburan pariwisata untuk meningkatkan investasi maupun mengeruk keuntungan semata.
            Adapun pengertian dari pembangunan sendiri adalah sebagai proses yang dijalankan oleh manusia guna meningkatkan taraf kehidupannya, baik kebutuhan lahir mapun batin. Sebagai suatu kegiatan guna terwujudnya  kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata seperti yang diamanatkan pada UUD 1945. Sedangkan sampai saat ini, apakah rakyat Indonesia sudah merasakan kemakmuran yang adil dan merata sampai ke pelosok nusantara? Untuk jawabannya, penulis yakin anda, kalian, mereka sudah mempunyai jawaban yang pas. 

*Saiful Anwar, Sosiolog dari Dangkang Aksara Institute

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda