BERAHIM
PUISI
Oleh:
Surini
Suaraku
membusuk di antara lesung waktu yang begitu manis
Lidah
masih saja menari-nari
Dalam
kerinduan yang tersesat
Tawaku
tenggelam pelan
Ketika
debu menampar parasku
Dalam
ranjang peraduan
Rembulan
pun melamun
Menyaksikan
desahku di selakang malam
Di antara
cumbuan bibir puisi yang semakin menggigil
Dimana
jejakku masih tersisa
Ketika
pantai tak lagi berpasir
Menanggalkan
seluruh waktu yang pekat
Aku
belum saja mengerti
Kenapa
rusukku mampu dijinakkan
Oleh
jasad-jasad puisi
Yang
selalu menyetubuhi malam-malamku dalam kesendirian
Aku
hanyalah tanah liat berahim puisi
Sampai
desah napas pupus diburu waktu
Gugur
melepas helainya
Namun
anak puisiku masih tetap cantik
Terlilit
gaun tak bertulang
Yogyakarta