Krisis Ekonomi Global yang Diperparah Kenaikan Harga BBM di Indonesia - KMPP Yogyakarta

Jumat, September 23, 2022

Krisis Ekonomi Global yang Diperparah Kenaikan Harga BBM di Indonesia

Krisis ekonomi global yang terjadi saat ini membawa dampak bagi negara berkembang, salah satunya Indonesia. Kondisi itu semakin parah karena lalainya negara dalam mengelola industri vital yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Industri tersebut adalah pengelolaan minyak bumi. Negara lalai dalam mengelola minyak bumi. Pada Senin, 1 Agustus 2022 Presiden Jokowi mengatakan bahwa subsidi BBM telah terlalu besar, dari 170an triliun rupiah hingga sekarang mencapai 502 triliun rupiah. Perhitungan yang kurang tepat berimbas pada APBN yang defisit karena membengkaknya pengeluaran untuk subsidi minyak. Selang beberapa minggu kemudian dari pernyataan Presiden Jokowi tanggal 1 Agustus 2022, keluar berita bahwa Presiden memerintahkan Menteri Keuangan untuk memperhitungkan kembali kemampuan APBN dalam menahan harga BBM jenis solar dan pertalite bersubsidi di bawah tekanan harga minyak mentah dunia yang mengalami kenaikan. Konsekuensinya negara harus mengurangi subsidi untuk minyak sehingga dicetuskan kebijakan menaikkkan harga pertalite dan pertamax. Kebijakan tersebut mengakibatkan kenaikan harga barang-barang pokok dan tercipta inflasi. Situasi bobroknya pengelolaan ekonomi negara ini tidak boleh berlama-lama karena akan memperbesar jurang kemiskinan dan kecilnya daya beli masyarakat. Apabila kita agak mundur ke belakang, kenaikan BBM ini disinyalir sebagai skema neoliberalisme yang muaranya pemerintah akan hanya menjual BBM pertamax yang mengikuti harga minyak dunia. Tahap awal negara menaikkan harga premium. Kemudian negara memperkenalkan pertalite yang mempunyai harga di atas premium dan di bawah pertamax. Selang beberapa waktu, premium dihilangkan sehingga hanya ada pertalite dan pertamax. Kini, pertalite mengalami kenaikan setara dengan harga pertamax lama atau sebelum kenaikan. Hal ini disinyalir sebagai skema yang halus agar masyarakat dibiasakan dengan harga pertamax lama yaitu di tingkat Rp10.000,-. Prediksi kedepan adalah pertalite hilang. Masyarakat hanya mengonsumsi pertamax yang harganya akan mengikuti harga pasar. Prediksi yang lebih menakutkan yaitu industri minyak di Indonesia dimasuki oleh swasta dan pertamina kehilangan monopoli. Tidak ada yang tahu menahu kebenaran prediksi ini. Penulis hanya berdoa semoga tidak terjadi. Pengelolaan negara yang bobrok ini hanya bisa diperbaiki dengan peningkatan kualitas pendidikan dan mampu melahirkan punggawa-punggawa negara yang berintegritas, berkompeten, dan memperjuangkan rakyat.   

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda