NAFAS ORMADA (ORGANISASI MAHASISWA DAERAH) INDEPENDENT, DI ERA GEMPURAN ORGANISASI EKSTERNAL KAMPUS BERBASIS POLITIK. - KMPP Yogyakarta

Sabtu, Oktober 15, 2022

NAFAS ORMADA (ORGANISASI MAHASISWA DAERAH) INDEPENDENT, DI ERA GEMPURAN ORGANISASI EKSTERNAL KAMPUS BERBASIS POLITIK.

Tulisan ini berdasarkan sudut pandang subjektif penulis saja, yang mungkin dapat memicu sentimen pembaca. Penulis merasa mereka Organisasi Eks(Eksternal) kampus mulai mengekspansi ormada. Sejujurnya tulisan ini berisikan kegundahan penulis terkait kehidupan ormada dimasa masa mendatang, mengingat begitu brutalnya mereka, sebut saja (oknum) Eksternal Kampus dalam mengekspansi ormada demi kepentingan-kepentingan politis.

 Dewasa ini seringkali kita menjumpai mahasiswa yang menempuh Pendidikan di kota-kota besar seperti Yogyakarta, Semarang, Surakarta dan berbagai kota besar lainnya. Tentunya banyak dari mereka yang bukan merupakan penduduk asli dari kota-kota besar tersebut, penulis menyebutnya sebagai “perantau ilmu”. Mereka rela meninggalkan orang tua, keluarga demi mengejar Pendidikan yang layak. Tidak sedikit dari mereka yang menemukan teman sedaerah dalam masa pendidikannya di tanah rantau, bahkan banyak dari mereka membentuk suatu organisasi. Salah satunya ORMADA.

apa sih itu ormada ?, ormada memiliki kepanjangan yakni “Organisasi mahasiswa daerah”, biasanya berisikan sejumlah mahasiswa yang berasal dari satu daerah dan sedang menempuh Pendidikan di satu universitas, atau daerah yang sama. Tentunya ormada terbentuk bukan tanpa visi-misi. Sejauh pengamatan penulis, kecenderungan atau kultur ormada lebih bersifat kekeluargaan, persaudaraan yang kuat dalam kesehariannya, dan tidak kolot terhadap struktural, bahkan disejumlah ormada menganggap struktural hanyalah formalitas saja. Hal itu bukan tanpa alasan, karena di dalam ormada begitu sangat tinggi menjunjung hubungan kekeluargaan, Tapi bukan berarti visi-misi dari ormada dapat dikesampingkan, karena hal tersebut merupakan ideologi dari ormada sendiri.

Disisi lain, seringkali kita menjumpai organisasi-organisasi yang berada di kampus, baik yang di internal kampus ataupun eksternal kampus, banyak dari mereka menawarkan berbagai kecenderungan bidang atau minat kepada mahasiswa, salah satunya di bidang politik. Yang membedakan organisasi Eksternal kampus dengan Ormada ialah, Organisasi Ekstra kampus begitu sangat Struktural dan formal. Hal tersebut dapat dilihat perbedaannya dari cara perekrutan anggotanya. biasanya jika ormada tidak mengadakan perekrutan anggota baru dengan tes masuk, dalam artian gabung ya gabung aja, mentok-mentok ikut makrab Angkatan. sedangkan organisasi Eksternal kampus dalam perekrutan anggotanya mengadakan tes masuk dan setelahnya diikuti pengkaderan tahap awal serta janji, sumpah sampah. Memang banyak sekali perbedaan antara keduanya, hal ini terjadi karena secara kultur juga sangat berbeda.

Terlebih dahulu penulis ingin mengulik sedikit terkait kegundahan mahasiswa baru (maba) dalam memilih tempat berprosesnya di organisasi. Terlepas dari minat terdalam maba dalam memilih organisasi, banyak juga yang terjerumus omongan-omongan manis kating (kakak tingkat) dalam merayu maba supaya bergabung pada organisasi politik yang sakit. “Secara logikanya sih gini ya bro, siapa maba yang notabene berasal dari kampung, dengan kepolosannya tentang dunia gelap kampus, dengan semangat remajanya yang begitu berapi api dan gampang terprovokasi. Siapsih yang tidak tertarik terkait obrolan kating teoritis dan seakan-akan ingin menjadikan mahasiswa adalah dewa bagi rakyat jelata, dan menjadi mahasiswa adalah segala galanya bla bla bla” . bahkan penulis pernah menjumpai maba di salah satu universitas besar di Yogyakarta, yang dirinya dibuat stress oleh rayuan para katingnya dalam memilih organisasi politik kampus. Padahal penulis melihat maba tersebut tidak ada kecenderungan menyukai organisasi yang berafiliasi politik, “ya memang lagi-lagi karena omongan, rayuan kakak tingkatnya yang begitu manis berbisa yang membuat hatinya gundah gulana, dan seakan akan jika menolak tawaran tersebut dirinya diselimuti rasa tidak enakan”.  

Lantas bagaimanakah dengan ormada ?, ormada seringkali dianggap remeh oleh mereka. Terletuk celoteh mahasiswa “ahhh, ngapain sih jauh-jauh Pendidikan di kota orang masak ketemunya yang satu kota, ga asik gabikin maju, capek doang dan umpatan jelek lainya”. Penulis beranggapan bahwasannya mungkin mereka belum mengalami bagaimana liarnya sirkel pertemanan di kota-kota besar, mungkin mereka belum pernah merasakan bagaimana menemukan sirkel yang toxic, dan kemungkinan-kemungkinan lainnya, yang pada akhirnya berujung merugikan untuk diri sendiri.

 Setiap mahasiswa bebas memilih tempat berproses dalam suatu organisasi. Ketika ikut keanggotaan dalam ormada sendiri juga tidak ada syarat khusus untuk tidak boleh mengikuti organisasi lain. yang menjadi masalah adalah ketika setiap individu tidak dapat menempatkan proporsi posisinya. Seperti contoh ketika individu mengikuti forum ormada, tetapi individu tersebut masih membawa identitas organisasi eksternal politik di dalamnya, atau bahkan memiliki niat picik berupa memanfaatkan nama besar ormada untuk kepentingan kelompok diluar ormada. Tentunya perbuatan tersebut sangat tidak etis dilakukan.  

Mempertahankan ormada independen bukanlah suatu hal yang bisa dikatakan mudah, karena untuk keberlangsungan kegiatan-kegiatanya ormada independen tidak bergantung terhadap siapapun kecuali anggotanya sendiri. Berbagai pengorbanan dilakukan anggotanya untuk mempertahankan ormada,  baik berupa tenaga, waktu, bahkan biaya. Hal tersebut Akan jauh berbeda jika dibandingkan dengan organisasi eksternal kampus berbasis politik yang secara finansial sangat setabil, bahkan tak jarang ada individu yang bergantung hidup padanya.

 

Terlepas dari berbagai macam permasalahan pelik yang dialami oleh ormada, saya kira mereka yang memilih bertahan untuk menghidupi ormada, membesarkan nama kotanya, dan mensumbangsihkan ilmunya untuk kemajuan kota kelahirannya di era gempuran organisasi politik adalah orang-orang hebat dengan cinta yang kuat serta otak yang sehat.

 

#SALAM_SEDULUR

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda