Sumber foto: rumahbayi.net |
KMPP- Di Kabupaten Pati saat ini lagi dilanda masalah gizi buruk bagi anak usia dini. Tidak tanggung-tanggung permasalahan gizi buruk mencapai 60% dari keseluruhan anak usia dini di daerah Kabupaten Pati, Sabtu (12/03).
Salah satu faktor yang menyebabkan banyaknya angka gizi buruk adalah kesadaran para ibu akan pentingnya Air Susu Ibu (ASI) ekslusif yang masih kurang. Padahal menurut Fitria Melani, selaku dokter spesialis gizi klinik, mengaku bahwa ASI ekslusif merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi anak usia dari 0-6 bulan.
Kurangnya pemahaman para ibu sekarang menjadikan pola pemberian ASI ekslusif diganti dengan susu bubuk formula. Lebih memilih membeli susu bubuk dan menyusui lewat dot susu ketimbang langsung memberi ASI.
Fitria melihat kondisi sekarang, di Pati, menjelaskan bahwa, “ Ibu-ibu muda zaman sekarang lebih suka yang praktis-praktis. Mereka lebih memilih untuk memberikan susu formula dengan harga mahal daripada ASI ekslusif. Padahal kandungan gizi dari ASI ekslusif itu adalah yang terbaik dibandingkan susu olahan pabrikan,” paparnya yang dikutip dari harianpati.com.
Selain faktor pemberian ASI yang menyebabkan lonjakan gizi buruk, adanya kesalahan pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI).
“Untuk MPASI biasanya orang tua kurang memberi varian asupan sayur dan buah pada anak. Akibatnya, begitu besar si anak jadi pemilih menu makanan,” tutur Fitria. Hal itu diperparah lagi maraknya makanan-makanan yang dengan mudah ditemui, makanan instan yang mengandung bahan pengawet seperti MSG. MSG merupakan salah satu zat yang berbahaya bagi tubuh apalagi untuk anak usia dini.
“Anak-anak sekarang lebih suka makanan cepat saji seperti nugget, pizza, dan burger. Makanan itu memang rasanya enak tapi tidak bergizi. Maka jangan heran jika anak lebih memilih untuk makanan cepat saji daripada sayur atau buah. Karena orang tuanya sendiri membiarkan anaknya untuk makan itu dengan alasan, yang penting mau makan,” imbuhnya.