WAYANG KERTAS
Oleh: Surini
Sudut remang sinar temaram
Mencekik rohku hingga jasad mati berulang kali
Sesalku membudak dalam batin
Menjilat, melumat, tenggelam dalam benakku
Di sela rinai wajah rembulan
Aku merintih lirih menenggelamkan sebongkah pilu
Terlalu sakit menelan harap
Mimpi hanya ilusi dalam dunia juang yang kini tiada arti
Terdampar serpihan lara di telaga nyawa
Jasadku meliuk-liuk terhujani beribu senapan
Dalam bisu terlukis asaku
Lewat senandung gerimis yang kau lahirkan
Derita melepuh dalam peluh
Terkucil ditengah ilalang gesang, mengerang menyerpihkan harapan
Teduhku yang dulu retak penuh bercak
Terhuni wayang kertas yang tak bijak
Yogyakarta
*Surini, Mahasiswi yang gemar bercanda yang lagi sibuk mengejar cita-citanya sebagai bidan di Universitas Gajah Mada.
Oleh: Surini
Sudut remang sinar temaram
Mencekik rohku hingga jasad mati berulang kali
Sesalku membudak dalam batin
Menjilat, melumat, tenggelam dalam benakku
Di sela rinai wajah rembulan
Aku merintih lirih menenggelamkan sebongkah pilu
Terlalu sakit menelan harap
Mimpi hanya ilusi dalam dunia juang yang kini tiada arti
Terdampar serpihan lara di telaga nyawa
Jasadku meliuk-liuk terhujani beribu senapan
Dalam bisu terlukis asaku
Lewat senandung gerimis yang kau lahirkan
Derita melepuh dalam peluh
Terkucil ditengah ilalang gesang, mengerang menyerpihkan harapan
Teduhku yang dulu retak penuh bercak
Terhuni wayang kertas yang tak bijak
Yogyakarta
*Surini, Mahasiswi yang gemar bercanda yang lagi sibuk mengejar cita-citanya sebagai bidan di Universitas Gajah Mada.
suka baca karya teman-teman dari pati
BalasHapus